Belajar dari Nabi Ibrahim, Bapak Para Ambiya

Nabi Ibrahim disebut sebagai bapak para Ambiya karena keturunan nabi Ibrahim banyak yang menjadi Nabi. Ibrahim adalah pemimpin yang tranformatif yang selalu optimis dan maju di tengah sukunya yang masih menyembah patung.

“Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.”(QS al Mumtahanah : 4).Ayat diatas adalah perkataan Ibrahim kepada kaumnya yang menunjukkan ketegasanya dalam bertauhid.

Nabi Ibrahim telah melakukan metode ilmiah dalam mencari Tuhannya. Dia mempergunakan akal sehat dalam mencari Tuhan, dia mengingkari sesembahan umatnya yaitu berhala karena secara akal berhala tidak dapat mendatangkan manfaat maupun mudharat. Akhirnya dengan pengalamanya mencari Tuhan ia menemukan bahwa Tuhannya adalah Tuhan pemilik alam semesta ini, dan Tuhan itu Esa, karena kalu Tuhan lebih dari satu akan terjadi kekacauan.

Kemudian untuk menyadarkan kaumnya beliau melakukan penghancuran terhadap berhala – berhala sesembahan kaumnya. Karena ulahnya ini Ibrahim ditagkap sang Raja, Ibrahim tidak mau menyia – nyiakan kesempatan bertemu raja untuk berdakwah. Disinilah Ibrahim melakukan debat dengan akal sehat tentag Tuhan. Maka kaumnya pun bingung setelah mendengar argumen Ibrahim tentang ketidakberdayaan patung – patung yang mereka anggap sebagai Tuhan itu. Karena tidak mampu melawan argument Raja pun memutuskan menghukum bakar Nabi Ibrahim. Disinilah mukjizat dari Alloh datang, Ibrahim tidak mempan dibakar. Melihat peristiwa ini banyak kaumnya yang tersadar.

Disinilah kebenaran akan mengalami tiga proses sebelum diterima :

1. Dicemooh

2. Ditentang

3. Pengakuan

Banyak kisah nabi Ibrahim yang dapat kita ambil pelajaran. Beberapa diantaranya ,petama yaitu ketika ia hidup di tengah keluarga dan masyarakat yang menyembah berhala ia tetap sabar menghadapinya. Kemudian kedua, ketika Alloh belum mengkaruniakan anak kepada belia meskipun usianya telah tua, ia tetap sabar. Ketiga ketika ia diperintahkan Alloh untuk berkhitan ketika sudah dewasa, ia tetap melaksanakan. Keempat, ketika ia diperintahkan untuk menyembelih anak yang dicintainya ia melakukannya. Dalam peristiwa ini Ibrahim menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa, ia menanyakan dan mengajak diskusi anaknya sebelum melaksanakan peritah Alloh untuk mengorbankan anaknya. Kemudian peristiwa ini kita peringati sekarang sebagai hari Qur’ban. Masih banyak lagi kisah Ibrahim yang menunjukkan kesabaran dan kepatuhann seorang hamba pada rabbnya. Maka dari itu Alloh mengangkat Ibrahim sebagai kekasihnya.

Tiga standar pemimpin bertakwa

: 1. Memimpin dengan hikmah, seimbang antara ilmu dan praktek

2. Memiliki kemampuan mengendalikan diri

3. Memiliki keberanian menjalankan kebenaran

Step by Step


Besok adalah deatline pengumpulan video perkembangan progress tim Roket, tapi ada satu hal yang belum selesai, ya monitoring softwarenya belum selesai. Mala mini harus begadang berariti walaupun badan capeknya minta ampun. Em,,peraaan dulu watunya masih panjang, eh kok tiba – tiba dah mepet banget gini.

Ditengah kesibukan yang bercampur keruwetan ini ada salah seorang senior kami yang memberikan nasihat yang penting dan berharga. Kata beliau, “ Kalian ini harus sabar dalam berproses dan lakukan step by step, pikirkan untuk memecahkan dan menyelesaikan tiap – tiap step dengan demikian akan lebih mudah dan tidak terlalu membebani otak. Jika kalian langsung memikirkan seluruh proses jadi satu itu tentunya lebih berat, untuk itu pecahlah persoalan menjadi step – step yang lebih kecil sehingga menjadi lebih ringan! ”

“ Gimana Mas, kok masih bingung! ”, celetukku.

“ Contoh mudah begini, Jika kamu mau pergi ke Jakarta misalnya, tetapi kamu tercebak di rumah karena terkunci, nah apa yang kamu pikirkan dan kamu lakukan saat itu? ”

“ Kalo aku sih berpikir bagaimana bias keluar rumah dan bias pergi ke Jakarta tepat waktu!”, sela Andi yang juga mulai memperhatikan pembicaraanku dengan Mas Eko.

“ Kalo kamu gimana Candra! ”, Tanya Mas Eko padaku.

“ Aku sih segera telpon anggota keluarga lain dantanya dimana kuncinya, juga telpon teman biar biar ga di tinggal ke Jakarta. ”

“ Em, Jawaban kalian emang semuanya baik, tapi aku lenih setuju dengan jawaban Andi. Disini Andi sudah mulai menerapkan berpikir dan bertindak step by step, step pertama agar dapat pergi ke Jakarta adalah keluar dari Rumah, kalo tidak bias keluar dari rumah dulu bagaimana mau pergi. Kalau Candra, memang bagus ia berpikir lebih maju ke depan, tapi bila ia hanya menunggu kunji dan berpikir di Jakarta nanti mau main kemana mungkin malah ga kesampain ke Jakarta karena keburu ketinggalan kereta. Padahal untuk dapat keluar dari rumah tidak harus menunggu kunci kan bisa keluar lewat jendela misalnya. ”

“ Masuk akal juga mas! Trimakasih nasihatnya! ”

“ Ya dah sgera selesaikan tugas kalian! ”

Menulis Opini

Kegiatan menulis sangat penting karena dengan menulis kita dapat mengabadikan ilmu kita. Menulis adalah suatu kegiatan yang harus biasa dilakukan mahasiswa kerena nantiya akan banyak tugas menulis yang harus dikerjakan mahasiswa. Puncak dari tugas menulis mahasiswa adalah pembuatan skripsi.

Untuk melatih kemapuan menulis kita perlu membiasakan diri untuk menulis, dari menulis diary, membuat resume, atau mungkin menulis artikel untuk media. Masalah artikel untuk media disini memiliki kriteria khusus, tidak asal menulis, topiknya pun dipilih yang sedang hangat karena artikell ini nantinya akan diterbitkan untuk umum.

Berikut keragaman media dan artikel yang dimuat :(clikck ruang kosong dibawah ini)

Sedangkan jenis – jenis artikel yang biasa dimuat di media antara lain : (clikck ruang kosong dibawah ini)

Artikel opini sendiri memiliki pengertian karya tulis yang disusun untuk mengungkapkan pendapat penulis atas suatu fakta/data berdasarkan suatu argumentasi tertentu. Banyak orang yang menganggap opini termasuk bagian dari berita, padahal sebenarnya berbeda. Berita adalah Karya tulis yang disajikan untuk mengungkapkan fakta atau menjelaskan peristiwa apa adanya. Sejauh mungkin dihindari adanya opini/pendapat dari para juru warta. Dari sini jelaslah perbedaan antara opini dan berita.

Artikel opini sendiri jenisnya bermacam – macam. Jenis – jenis artikel opini adalah :

  • Deskripsi: Menjelaskan fakta apa adanya secara detail dan mengungkapkan karakteristik khas yang terkandung dalam setiap fakta tersebut.
  • Narasi: Menguraikan fakta secara kronologis/ spasiologis dan menyimpulkan maknanya.
  • Argumentasi: Menjelaskan fakta yang terjadi dan sebab-akibat yang ditimbulkan dari rangkaian fakta lain.

Langkah mudah untuk menulis suatu artikel opini pertama kita tentukan tema dari opini yang akan kita buat. Setelah itu kita cari pendapat apa yang ingin kita pertahankah atau kita ajukan dari tema yang telah kita miliki. Cari argument yang kuat untuk mempertahankan pendapat kita tadi. Susunlah pendapat dan argument kita tadi menurut format yang diinginkan, tambahkan pula pendapat dari para ahli. Kemudian berikan judul yang menarik dari opini yang telah Anda buat. Kemudian edit – editlah agar benar dan mantap.

Selamat mencoba menulis semoga sukses.

By harimgh Dikirimkan di Artikel

10 Muwasafat


1. Salimul Aqidah

Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan- ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam’ (QS 6:162). Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.

2. Shahihul Ibadah

Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan: ’shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.’ Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

3. Matinul Khuluq

Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setkal muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah Saw diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al- Qur’an, Allah berfirman yang artinya: ‘Dan sesungguhnya kamu benar- benar memiliki akhlak yang agung’ (QS 68:4).

4. Qowiyyul Jismi

Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan bentuk- bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya: ‘Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah’ (HR. Muslim).

5. Mutsaqqoful Fikri

Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas) dan Al-Qur’an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia antuk berpikir, misalnya firman Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: ‘pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.’ Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ‘Yang lebih dari keperluan.’ Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219). Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktivitas berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatka pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu. Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya: Katakanlah:samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9).

6. Mujahadatun Linafsihi

Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatun linafsihi) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setkal diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Tidak beragmana seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).

7. Harishun ‘ala Waqtihi

Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya. Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, Yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan:

‘Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu.’ Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memanaj waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syu’unihi

Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu udusán dikerjakan secara profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan merupakan diantara yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.

9. Qodirun ‘alal Kasbi

Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena itu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Qur’an maupun hadits dan hal itu memilik keutamaan yang sangat tinggi. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan.

10. Naafi’un Lighoirihi

Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tirák mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan inilah, Rasulullah saw bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir). Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits, sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing.

 

Sumber:

faizatul.wordpress.com